Beranda | Artikel
Mengenal Tauhid [Bagian 2]
Jumat, 3 November 2017

Tujuan Penciptaan Jin dan Manusia

Bismillah.

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (adz-Dzariyat : 56)

Di dalam ayat tersebut Allah memberitakan bahwa Allah tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka tunduk beribadah kepada-Nya. Secara bahasa ibadah bermakna perendahan diri dan ketundukan. Adapun menurut syari’at ibadah itu mencakup segala hal yang dicintai dan diridhai Allah baik berupa ucapan maupun amalan yang tampak dan yang tersembunyi.

Ayat ini memberikan keterangan mengenai hikmah diciptakannya jin dan manusia. Bahwa Allah tidak menginginkan dari mereka sebagaimana apa yang diinginkan oleh para pemimpin dan majikan kepada anak buah atau budaknya. Allah tidak butuh diberi bantuan berupa rezeki atau makanan. Allah hanya menghendaki kemaslahatan untuk diri mereka sendiri.

Dengan demikian, ayat ini menunjukkan wajibnya bertauhid. Hakikat tauhid itu adalah mengesakan Allah dalam beribadah. Tauhid merupakan kewajiban karena itulah tujuan mengapa Allah menciptakan jin dan manusia. Oleh sebab itu semua manusia dan jin berkewajiban untuk tunduk beribadah kepada Allah semata dan meninggalkan sesembahan selain-Nya.

Ayat ini juga menunjukkan bahwa yang berhak mendapatkan ibadah itu hanyalah Allah yang telah menciptakan mereka. Hal ini mengandung bantahan bagi para pemuja berhala yang menyembah kepada berhala atau sesembahan selain Allah; karena mereka itu semua tidak menciptakan alam semesta. Ayat ini juga menunjukkan bahwa Allah tidak membutuhkan makhluk-Nya dan justru makhluk lah yang sangat membutuhkan-Nya dalam segala kondisi dan keadaan mereka. Ayat ini juga memberikan petunjuk bahwa segala perbuatan Allah itu mengandung hikmah, tidak ada perbuatan atau ketetapan Allah yang sia-sia atau main-main belaka.

# Disadur dari : al-Mulakhosh fi Syarh Kitab at-Tauhid, Shalih al-Fauzan (hlm. 9-10).

— 


Artikel asli: https://www.al-mubarok.com/mengenal-tauhid-bagian-2/